top of page

Kini, Pedagang, Nelayan, dan Petani Bisa Punya Rumah Hanya dengan Rp 7,5 Juta

  • rfn-financindo
  • Feb 10, 2017
  • 3 min read

PT Rifan Financindo Berjangka


Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, fasilitas ini akan diberikan untuk segmen masyarakat berpendapatan tidak tetap, seperti pedagang, nelayan, dan petani. Bunga KPR mikro yang ditawarkan 6 persen-7,5 persen, dengan tenor selama lima tahun.


“Per unitnya Rp 50 juta sampai Rp 75 juta. Down payment paling tinggi 10 persen, tetapi bisa di bawah itu,” kata Maryono di Jakarta, Kamis (9/2/2017). BTN menargetkan, pembiayaan KPR mikro ini Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar, atau sebanyak 5.000 unit.


Masyarakat yang bekerja di sektor informal atau berpendapatan tidak tetap kini bisa memiliki rumah hanya dengan uang muka maksimal Rp 7,5 juta. Fasilitas pembiayaan rumah tersebut merupakan kredit pemilikan rumah (KPR) mikro yang akan diluncurkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dalam waktu dekat.


Maryono menambahkan, untuk tahap awal, KPR mikro akan ditawarkan untuk komunitas masyarakat berpendapatan tidak tetap di Semarang. “Misalnya komunitas pedagang dan nelayan,” kata Maryono.


Managing Director BTN Handayani menambahkan, produk KPR mikro ini diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat. Saat ini backlog perumahan mencapai 13 juta unit.


Lebih lanjut, ia mengatakan, dalam memasarkan fasilitas pembiayaan ini, BTN bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM. Untuk mendapatkan fasilitas KPR mikro ini, masyarakat berpendapatan tidak tetap harus memiliki akun terlebih dahulu di BTN.


“Syaratnya, nabung dulu di BTN tiga bulan. Kan pendapatannya tidak tetap. Dengan demikian, kami harus tahu dulu kira-kira berapa sih kemampuannya,” ucap Handayani.


Menurut Handayani, fasilitas pinjaman tidak hanya untuk membeli rumah, tetapi juga bisa untuk membangun rumah sendiri di atas tanah yang sudah dimiliki, atau perbaikan rumah. Biasanya, sambung Handayani, beberapa pedagang atau petani sudah memiliki tanah. Namun, mereka belum menemukan fasilitas pembiayaan yang cocok untuk membangun rumah.


“Dengan demikian, harapannya, ini bisa digunakan untuk membangun rumah, atau merenovasi rumah, atau kalau yang sudah punya tabungan, bisa untuk tambah-tambah pendanaan,” kata Handayani.


Transformasi II ke Arah Digital Banking | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa


Menginjak usianya ke-67 tahun yang jatuh pada 9 Februari 2017, Bank BTN kian fokus melakukan transformasi untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi nasabahnya dan mengakselerasi kinerja bisnis perseroan.


Tranformasi yang telah dirintis manajemen Bank BTN terbukti membawa bank yang dulu bernama Bank Tabungan Pos ini terus menanjak. Dalam 10 tahun terakhir, laba dan aset Bank BTN rata-rata naik 21 persen. Kemudian pertumbuhan kredit juga tumbuh rata-rata 24 persen dalam 10 tahun terakhir.


Adapun, proses transformasi secara bertahap telah sukses dilalui Bank BTN. Pada transformasi tahap pertama, yaitu survival periods, Bank BTN memantapkan posisinya sebagai pemimpin pasar kredit perumahan. Pada transformasi tahap kedua, yang dimulai sejak tahun 2015 lalu hingga tahun 2020, bank dengan kode saham BBTN ini bergerak ke arah digital banking.


Pencapaian positif selama satu dekade terakhir akan terus dipertahankan Bank BTN. Tahun ini, Bank BTN menargetkan pertumbuhan kredit bisa naik 21 persen, kemudian Dana Pihak Ketiga (DPK) diharapkan bisa dikerek hingga naik 22 persen dibandingkan tahun lalu.


Kompetisi di sektor perbankan yang ketat, membuat Bank BTN terus berbenah untuk menarik nasabah. Saat ini pun, Bank BTN menyasar semua segmen, termasuk angkatan usia kerja yang produktif dan melek teknologi. Alhasil, digital banking menjadi salah satu prioritas untuk menjemput para calon nasabah.


“Dari sisi bisnis, kami terus meningkatkan pelayanan perbankan dengan mengakselerasi tahapan transformasi kami di era digital, salah satunya dengan terus menambah Smart Branch,” kata Maryono, Direktur Utama Bank BTN saat membuka acara perayaan hari ulang tahun ke-67 Bank BTN, di Jakarta (9/2).


Untuk mencapai target tersebut, Bank BTN tidak berhenti berinovasi dalam memberikan variasi produk pembiayaan maupun tabungan, serta mendukung beragam program pemerintah baik di sektor properti maupun sektor perbankan. Program Sejuta Rumah pun masih menjadi perhatian utama Bank BTN. Dengan pangsa pasar kredit pemilikan rumah (KPR) nasional sebesar 32 persen dan KPR subsidi mencapai 96 persen, perseroan optimistis bisa bertahan menjadi penguasa pasar KPR di Indonesia.


Pembukaan Smart Branch merupakan salah satu langkah Bank BTN untuk menyelaraskan transformasi bisnis ke arah digital banking. Selama ini, cakupan transformasi yang telah dilakukan Bank BTN meliputi produk, proses bisnis, hingga pembentukan budaya organisasi.



Comments


bottom of page